• Cougar

    Photoshop Tutorial : Photo Manipulation

  • Lions

    Cara Meningkatkan IQ

  • Snowalker

    Situs Australia yang di Lumpuhkan Hacker Tanah Air

  • Howling

    Spesifikasi Mobil Yang Menewaskan Paul Walker

  • Sunbathing

    Paul Walker Ternyata Memiliki Tanah di Indonesia

Jumat, 29 November 2013

Sejarah dan proses masuknya internet ke Indonesia



Sejarah internet di Indonesia berakar pada Local Area Network [LAN] di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Namun, meski berasal dari kalangan akademis, internet menjadi booming berkat masuknya para pemain industri yang melihat potensi meraup keuntungan dari “mainan” yang saat itu (1990-an), masih relatif baru. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

•    Awal Internet Indonesia
Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protocol internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama yang sudah melegenda di awal pembangunan internet Indonesia di tahun 1992-1994. Mereka telah menyebarkan keahlian dan pengabdiannya dalam membangun bagian-bagian sejarah jaringan computer di Indonesia.
Istilah "Internet" pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai  protokol universal untuk jaringan tersebut. Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut. Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.

•    Internet Service Provider Indonesia
ISP (Internet Service Provider) yang dioperasikan dengan mengambil keuntungan pertama di Indonesia adalah IndoNet. Di sekitar tahun 1994, IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya mulai beroperasi. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang kesempatan-kesempatan bisnis internet dan masih sedikit sekali pengguna internet di Indonesia. Sambungan awal ke internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup berani dan mengandung resiko.
Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI, kebetulan Ayah Sanjaya adalah dosen UI. 
Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser Lynx dan email client pine pada server AIX.
Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network  Working Group (INWG) dibuat untuk  meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet".
Mulai 1995, beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Tel-net ke luar negeri. 
Dengan memakai remote browser Lnyx di Amerika Serikat, maka pemakai internet di Indonesia bisa akses internet (HTTP).
Perkembangan terakhir yang perlu diperhitungkan adalah cenderung meluas ke arah e-commernce dan warung internet yang satu dan lainnya saling membantu menghasilkan masyarakat Indonesia yang lebih kompak di dunia informasi
·         Pengguna Awal Internet Lewat CIX dan Compuserve
Sejak 1988, CIX (Inggris) menawarkan jasa E-mail dan Newsgroup. Terakhir  menawarkan jasa akses HTTP dan FTP. Beberapa pengguna internet memakai modem 1200 bps (byte per second) dan saluran telpon Internasional yang sangat mahal untuk mengakses internet.
Sejak 1989, Compuserve (AS) juga menawarkan jasa E-mail dan akhirnya Newsgroup, HTTP/FTP. Beberapa pengguna Compuserve memakai modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Biaya akses Compuserve masih mahal, tetapi jauh lebih murah dari CIX.
 
Edited by:  M.Rizky Septian
 
 
 
 

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar